Kan Ujung-ujungnya...


Well, sudah sewajarnya kalau ane bilang. “Ngapain kuliah kalau ujung-ujungnya disuruh sama dosen membuat tugas analisis diri”. Ya kalau yang ditugasin itu orang-orang normal, kalau engga kan ujung-ujungnya juga nanti dia frustasi sendiri, depresi kembali, dan masuk Rumah Sakit lagi dah.
Dosen ane bilang “Jangan takut untuk menuliskan itu semua, toh yang baca nanti kita hanya dua orang, ga bakalan disebarin ke dosen-dosen di kelas lain”. Baiklah, anggap aja prosesnya emang demikian. Yang menyulitkan itu di bagian menulisnya loh, masalah siapa yang akan baca kan bukan malapetaka. Waktu menulis itu loh, orang-orang tertentu akan berusaha mengingat masa lalunya. Apa daya yang teringat justru kenangan-kenangan pahit yang selama ini telah berhasil di-supress. 
Dosen yang satu lagi menyarankan, “dicicil ya tugasnya, karena ngerjain analisis diri itu ga cukup satu hari. Sambil menulis nanti informasi-informasi akan muncul dengan sendirinya”. Anggaplah orang ini ngarjain tugas 4 hari. Berarti, 4 hari pula dia punya kemungkinan buat menangis, meratapi nasib, mengutuk tuhan yang serba tidak adil. Kan ya mendingan ngerjainnya sehari aja, walaupun ga mendalam tapi ga sampai melewati garis edan.
Temen ane bilang bahwa dia lebih suka ngerjain tugas semacam ini daripada ngerjain essay kota tentang “deprivasi urban”. Katanya ga ada keterangan di google mengenai apa itu deprivasi urban. Hadeuh, kan aslinya yo sama aja. Nyari masa kecil kita di google juga ga bakalan ketemu kecuali bagi anak pejabat atau artis, itupun juga tertentu.
“Kalian bisa tanya orang-orang disekitar atau orang tua mengenai hal-hal yang belum bisa kalian ingat”. Bro, katakanlah orang itu punya pengasuh yang sekarang entah dimana maka dia bisa tanya ke orang tuanya. Setelah tau teori dan lo hubungin ke kenyataan serta jawaban orang tua, lo bakalan menyesal kenapa lo dilahirkan dan dibesarkan oleh orang-orang ini, padahal sejauh ini lo cinta banget sama mereka.
Hal lain yang bisa bikin menyesal adalah. Kalau lo sudah faham akan sebuah teori, dan ternyata ada pengecualian dalam diri lo. Lo bakalan di cap sebagai orang yang salah menafsirkan. Grand Theory itu sulit dibantah bro, dan ketika hasil analisis diri lo menyimpang, itu menandakan ada yang salah dengan cara analisis lo.
Anggaplah ane jujur dalam ngejain tugas analisis diri dengan metode yang sesuai. Jelas akan banyak dampak yang akan timbul bagi ane. Bagi orang lain –termasuk dosen- lah paling hanya sebatas prejudice dan deskriminasi, ga akan lebih.  Gimana ini baiknya? Sepertinya orang-orang ini ujung-ujungnya ga akan ngerjain analisis diri…


Comments

Popular posts from this blog

IP RENDAH, INI ALASAN SAYA

FOTO YB

RA ISO NYANDING