KAPAN LAGI?
Guys, mau cerita nih pengalaman gue di Psikologi. Tenang aja bukan masalah menanganin orang gila kok, rileks aja guys!!!…
Ceritanya begini, gue iseng daftar kepanitiaan Psygames, acara tahunan yang menggelar kompetisi olahraga dan seni antar angkatan di fakultas.
Sedikit komentar mengenai kepanitiaan, dari awal masuk kuliah emang gue ga yakin kalau soft skill kita akan bertambah kalau banyak ikutan kepanitiaan. Dan sampai acara closing kemarin pun gue masih berpikir serupa.
MENGAPA BISA?
Gue daftar psygames ini di bagian publikasi. Tugasnya ngetweet sama kadang-kadang bikin laporan doang. Ga bisa dibilang ningkatin softskill dong, yang ada malahan diri semakin allay karena selalu pegang gadget dilapangan.
TERUS MENYESAL?
Enggak kok!!! Disini gue juga dapat pengalaman. Walaupun pengalaman ini juga nggak ada gunanya buat ngelamar pekerjaan. Tapi, bisa jadi pengalaman ini tidak akan gue jumpai lagi seumur hidup. Ya, setelah psygames berakhir gue jadi mikir-mikir tentang kemungkinan-kemungkinan yang mungkin tidak mungkin terjadi lagi seperti:
“kapan lagi gue masuk lapangan psiko 6 hari bertut-turut?”
“kapan lagi tablet gue rusak gara-gara ada yg ngedudukin tas gue waktu ditinggal futsal?”
“kapan lagi ada 10 orang angkatan gue yang retweet salah satu post gue?
“kapan lagi gue ninggalin shalat ashar, maghrib sekaligus isya gara-gara sedang di lapangan (biasanya gue diruangan a.k. kamar)? “
“kapan lagi gue kepo-in orang pake account bukan atas nama Brilli Rachmawan?”
“kapan lagi gue ngetweet lebih dari 50 kali sehari?”
“kapan lagi seminggu nyobain 7 macam olahraga yang berbeda?”
Mungkin aja, pengalaman itu akan mudah gue lupakan kalau nggak gue tulis disini. Tapi ada yang lebih tak terlupakan mengenai Psygames 2013. Ini pengalaman pribadi yang sama sekali tidak dibutuhkan untuk mendaftar pekerjaan-seperti ini:
“Kapan lagi buka http://twitter.com/i/connect terus nama cewe yang sering gue buka timelinenya tiba-tiba muncul di halaman tersebut, disertai foto profilnya yang amazing di bagian paling atas?”
Kejadian ini membuat gue kaget dan jantung gue berdebar kencang diselimuti rasa gembira dengan tensi ketegangan yang tinggi sampai akhirnya gue sadar, kalau akun twitter itu bukan milik Brilli. Jadi, kapan lagi gue dimensyen sama dia? NEVER-EVER!!!!!!!
Comments