Kapan Nyusul

“Oooo… Bagus. Jika lo merasa tak memiliki apapun. Bagus”
“Maksud lo?”
“Ah… Gajadi, salah ngomong, lagi sering error gueh”

Kemudian terjadi keheningan seperti sedia kala. Keduanya kembali menatap objek pilihannya masing-masing. Gue memperhatikan anak-anak yang mondar-mandir di jalan, sementara dia menatap dan memainkan smartphonnya lagi.
Dikutip dari 13 Juli,
Melalui proses editing
Tanpa mengurangi esensi
_____________________________

Bagi cowok di atas, mendengar cewek kesusahan adalah sebuah dorongan tersendiri. Menjadi kian optimis hanya karena satu pernyataan. Saking napsunya sampai-sampai salah ngomong. Sampai bilang lagi error padahal aslinya sangat bahagia. Jauh dalam otaknya, dia merasa mampu menanganinya untuk suatu saat nanti. Warisan bokapnya, imajinasinya terlampau tinggi. Sampai-sampai kalau ngomong nggak pernah nyambung.

Bagi cowok yang menulis ini, cowok dalam cerita tadi mirip dengan kisahnya. Bedanya hanya terletak pada waktu terjadinya cerita. Sebelum 13 Juli yang jelas. Lupa Kapan. Makanya, jejaring sosial yang ada timeline nya itu penting. Sebagai piranti nostalgia di masa mendatang. Makanya juga, jangan sok-sok ansosmed kayak yang nulis ini yua.

FYI, gue udah berhenti nge-tweet. Biasa, trennya anak yang kurang bahagia buat ngapus kenangan masa-masa susah. Buat yang masa lalunya keren jangan ditiru tren ini yua.

Comments

Popular posts from this blog

RA ISO NYANDING

FOTO YB

Size Doesn't Matter