Kapan Nyusul
…
“Oooo…
Bagus. Jika lo merasa tak memiliki apapun. Bagus”
“Maksud
lo?”
“Ah…
Gajadi, salah ngomong, lagi sering error gueh”
Kemudian
terjadi keheningan seperti sedia kala. Keduanya kembali menatap objek
pilihannya masing-masing. Gue memperhatikan anak-anak yang mondar-mandir di
jalan, sementara dia menatap dan memainkan smartphonnya lagi.
…
Dikutip dari 13 Juli,
Melalui proses editing
Tanpa mengurangi esensi
_____________________________
Bagi
cowok di atas, mendengar cewek kesusahan adalah sebuah dorongan tersendiri.
Menjadi kian optimis hanya karena satu pernyataan. Saking napsunya
sampai-sampai salah ngomong. Sampai bilang lagi error padahal aslinya sangat
bahagia. Jauh dalam otaknya, dia merasa mampu menanganinya untuk suatu saat
nanti. Warisan bokapnya, imajinasinya terlampau tinggi. Sampai-sampai kalau
ngomong nggak pernah nyambung.
Bagi
cowok yang menulis ini, cowok dalam cerita tadi mirip dengan kisahnya. Bedanya
hanya terletak pada waktu terjadinya cerita. Sebelum 13 Juli yang jelas. Lupa
Kapan. Makanya, jejaring sosial yang ada timeline nya itu penting. Sebagai
piranti nostalgia di masa mendatang. Makanya juga, jangan sok-sok ansosmed kayak
yang nulis ini yua.
FYI,
gue udah berhenti nge-tweet. Biasa, trennya anak yang kurang bahagia buat ngapus kenangan masa-masa susah. Buat yang masa lalunya keren jangan ditiru tren
ini yua.
Comments